Senin, 07 Desember 2015

TEORI ATOM RUTHERFOD

T
EORI ATOM RUTHERFORD Pada tahun 1903 Philipp Lenard melalui percobaannya membuktikan bahwa teori atom Thomson yang menyatakan bahwa elektron tersebar merata dalam muatan positif atom adalah tidak benar. Hal ini mendorong Ernest Rutherford (1911) tertarik melanjutkan eksperimen Lenard. Dengan bantuan kedua muridnya Hans Geiger dan Ernest Marsden, Rutherford melakukan percobaan dengan hamburan sinar α. Partikel α bermuatan positif. Berdasarkan percobaan tersebut disimpulkan bahwa:
1)      Sebagian besar ruang dalam atom adalah ruang hampa;partikel α  diteruskan
2)      Di dalam atom terdapat suatu bagian yang sangat kecil dan padat yang disebut inti atom; partikel α  dipantulkan kembali oleh inti atom
3)      Muatan inti atom dan partikel α  sejenis yaitu positif; sebagian kecil partikel α  dibelokkan.
Hasil percobaan tersebut menggugurkan teori atom Thomson. Kemudian Rutherford mengajukan teori atom sebagai berikut: atom tersusun atas inti atom yang bermuatan positif sebagai pusat massa dan dikelilingi elektron-elektron yang bermuatan negatif.
Massa atom berpusat pada inti dan sebagian besar volume atom merupakan ruang hampa. Atom bersifat netral, karena itu jumlah muatan positif dalam atom (proton) harus sama dengan jumlah elektron. Diameter inti atom berkisar 10–15 m, sedang diameter atom berkisar 10–10 m.
Teori atom Rutherford hanya mampu menjelaskan bahwa elektron-elektron yang beredar mengeilingi inti atom berada dalam ruang hampa, tetapi belum mampu menjelaskan distribusi elektron-elektron secara jelas.
Teori atom Rutherord memiliki kelemahan. Kelemahan utama terletak pada pergerakan elektron dalam mengelilingi inti atom yang bertentangan dengan teori fisika klasik dimana kelemahannya adalah sebagai berikut:
  1. Bertentangan dengan teori elektron dinamika klasik, di mana suatu partikel bermuatan listrik apabila bergerak akan memancarkan energi.
  2. Elektron bermuatan negatif yang beredar mengelilingi inti akan kehilangan energi terus-menerus sehingga akhirnya akan membentuk lintasan spiral dan jatuh ke inti. Pada kenyataannya hal ini tidak terjadi, elektron tetap stabil pada lintasannya.


Sumber Artikel :
Rahayu, I. 2009. Praktis Belajar Kimia, Untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p 210.
Sunarya, Yayan dan Agus Setiabudi. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung: PT. Setia Purna Inves.










Disusun Oleh: Kelompok 3
·         Dinda Nabila Hanifa
·         Nadiyya Chaerunnisa
·         Oula Falahiyah
·         Yenni Triastuti
·         Yusuf  Mulyana


Pendidikan Matematika / 2B

Tidak ada komentar:

Posting Komentar