Pembelajaran
Klasikal
Pada model ini guru mengajar sejumlah
peserta didik, biasanya antara 30 sampai dengan 40 orang peserta didik di dalam
sebuah ruangan. Para peserta didik memiliki kemampuan minimum untuk tingkat itu
dan diasumsikan mempunyai minat dan kecepatan belajar yang relatif sama. Dengan
kondisi seperti ini, kondisi belajar peserta didik secara individual baik
menyangkut kecepatan belajar, dan minat belajar sukar untuk untuk diperhatiakan
oleh guru.
Dalam hal ini kelas
disusun berdasarkan asumsi bahwa siswa mempunyai kesamaan dalam minat
kepentingan, kecakapan dan kecepatan belajar. Guru sangat berperan menjadi
pusat sumber belajar (dominan), dan siswa umumnya bersifat pasif, dan hanya
bersifat menerima. Namun demikian arti tradisional tidak mengandung arti selalu
lebih jelek.
Strategi,
Metode dan Teknik dalam Pembelajaran Klasikal
Strategi yang
dipilih dalam pembelajaran ini adalah strategi pembelajaran klasikal dengan
menggunakan metode ceramah dan metode tanya jawab. Serta teknik yang digunakan
adalah teknik probing-prompting.
Strategi
pembelajaran klasikal ini lebih terpusat pada guru atau pengajar, itulah
sebabnya metode ceramah lebih dominan dipakai dalam strategi pembelajaran ini.
Teknik probing-prompting diterapkan guna meningkatkan partisipasi dan aktivitas
siswa, dalam teknik ini, metode tanya jawab sangat diutamakan. Karena dalam prakteknya,
guru memancing siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi
yang akan disampaikan. Guru memilih siswa secara acak untuk diberikan
pertanyaan-pertanyaan tersebut sehingga siswa terdorong untuk tetap fokus
kepada guru dan pertanyaanya.
Pembelajaran
Individual
Model Pembelajaran Individual
menawarkan solusi terhadap masalah peserta didik yang beraneka ragam tersebut.
Pembelajaran individual memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menentukan sendiri tempat, waktu, kapan dirinya merasa siap untuk menempuh
ulangan atau ujian. Pembelajaran individual mempunyai beberapa ciri, sebagai
berikut :
1. Peserta didik
belajar sesuai dengan kecepatannya masing – masing, tidak pada kelasnya.
2. Peserta didik
belajar secara tuntas, karena peserta didik akan ujian jika mereka siap.
3. Setiap unit
yang dipelajari memuat tujuan pembelajaran khusus yang jelas.
4. Keberhasilan
peserta didik diukur berdasarkan sistem nilai mutlak. Ia berkompetisi dengan
angka bukan dengan temannya.
- Lebih memberikan kesempatan
siswa untuk menentukan kapan dan mengenai apa yang dipelajari dalam
pengaturan waktu, tempat dan materi yang akan dipelajari.
- Belajar sesuai dengan kecepatan
masing-masing dan diberi kesempatan memilih cara belajarnya sendiri.
- Pengajarannya berpusat pada
siswa .
- Setiap unit yang dipelajari
memuat tujuan pengajaran khusus yang jelas dan kemampuan siswa pada akhir
belajar diukur berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan itu.
- Penilaian keberhasilan siswa
dilakukan dengan sistem nilai mutlak dan bukan sistem nilai relatif.
- Guru bertindak sebagai
pembimbing atau fasilitator belajar dan bukan sebagai penulis.
- Diusahakan penggunaan
multimedia.
- Hasil test kecuali untuk
menentukan lulus atau tidak lulus, tetapi terutama digunakan sebagai
pengecek kemampuan siswa.
Salah satu model pembelajaran
individual yang sangat populer di kita beberapa waktu yang lalu adalah
pembelajaran dengan modul. Modul adalah suatu paket pembelajaran yang memuat
suatu unit konsep pembelajaran yang dapat dipelajari oleh peserta didik sendiri.
Strategi,
Metode dan Teknik dalam Pembelajaran Individual
Strategi yang
dipilih dalam pembelajaran ini adalah strategi pembelajaran modul yaitu
pembelajaran individual yang memungkinkan siswa menguasai bahan pelajaran unit
demi unit. Modul ini digunakan dalam pendidikan yang berarti suatu paket
pengajaran yang memuat satu unit konsep bahan pengajaran.
Pembelajaran
ini menggunakan metode pengajaran individual. Metode ini dapat melayani
perbedaan individual dari siswa seperti dalam gaya belajar, motivasi,
kepribadian latar belakang pengetahuan dan sebagainya.
Teknik yang
digunakan dalam pembelajaran ini yaitu teknik akselerasi dan teknik pengayaan.
Pada teknik akselerasi, siswa yang pandai dapat maju terus, tanpa menunggu
kawan lainnya. Pada teknik pengayaan, masih dikenal adanya kelas. Hanya kepada
siswa yang lebih cepat belajarnya diberi program pengayaan, untuk menunggu
temannya yang kurang pandai. Sedangkan bagi siswa yang lebih lambat belajar
diberi program ulangan (program perbaikan). Program pengayaan dan perbaikan ini
dapat berbentuk modul dan dapat dalam bentuk lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar